Berpakaian (berdandan) dengan gaya pakaian (dandanan) yang khas bagi para ulama’ (Ahli ilmu) bagi ulama’ hukumnya sunnah (mandub) agar orang awam bisa mengetahui atau mengenalinya sebagai orang yang berilmu. Akan tetapi bisa menjadi haram apabila yang berdandan dengan dandanan yang khas bagi ulama tersebut adalah orang yang tidak memiliki kapabilitas sebagai ulama (ahli ilmi), karena dikhawatirkan orang lain akan menganggapnya sebagai orang alim, lalu mereka dimintai fatwa kemudian memberikan fatwa tanpa dasar ilmu yang memadai sehingga orang-orang akan tertipu karenanya.
Begitu juga haram hukumnya bagi orang yang tidak shalih berpakaian seperti pakaian khas orang-orang yang shalih, agar orang lain tertipu, hal ini sama haramnya mengenakan sorban (imamah) berwarna hijau bagi selain syarif, karena (imamah warna hijau) itu sudah menjadi kehasan dari anak-anak keturunan sayyidah Fatimah Az-Zahra.”.
Berbeda hukumnya kalau ada orang alim (ulama) memakai pakaian biasa-biasa. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Ad-dinul Kholis 6/256, bahwa al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi pernah ditanya tentang seorang pelajar yang berdandan dengan dandanan ahlul ilmi padahal ia berasal dari daerah perkampungan, kemudian ketika ia kembali ke negaranya dan berkumpul dengan keluarganya, ia tidak lagi berdandan dengan dandanan ahlul ilmi malah memkai dandanan adatnya. Apakah demikian ini merupakan pelanggaran?
Al-hafidz Jalaluddin As-Suyuthi menjawab pada sisi statusnya, yaitu, ketika pelajar tersebut mempunyai dua status yang berbeda maka bukan merupakan pelanggaran apabila ia berdandan dengan dandanan manapun yang ia pilih, karena bila dia berdandan dengan dandanan ahlul ilmi, ia memang termasuk dari golongan mereka, ketika ia berdandan dengan dandanan tradisi negaranya dan keluarganya maka tidak mengapa, karena i’tibaron bil-ashli dan karena ia telah berada di tengah-tengah keluarga dan kaumnya.
تنوير القلوب : 99 . ومن البدع توسيع الثياب والأكمام لكنه مكروه لا حرام إلا ما صار شعارا للعلماء فيندب لهم ليعرفوا ويحرم على غيرهم التشبه بهم في ذلك لئلا يغتر بهم فيستفتوا فيفتوا بغير علم كما أنه يحرم على من ليس بصالح التزيي بزي الصالحين ليغر غيره ومثله لبس العمامة الخضراء لغير شريف وقد جعلت على أولاد فاطمة الزهراء
الدين الخالص : 6/256 . ( فائدة ) : سئل الحافظ جلال الدين السيوطي عن طالب علم تزيا بزي أهل العلم وهو في الأصل من قرى البر، ثم لما رجع إلى بلاده وعشيرته تزيا بزيهم وترك زي أهل العلم هل يعترض عليه في ذلك أم لا؟ أجاب بما معناه لما اتصف بالصفتين لا اعتراض عليه في أي الزيين تزيا، لأنه إن تزيا بزي العلماء فهو منهم وإن تزيا بزي أهل بلده وعشيرته فلا حرج عليه اعتبارا بالأصل ولأنه بين أظهر عشيرته وقومهوهذا واضح. ولعل كلام علمائنا "لا يخالفه"، ومرادهم في قولهم: ويكره خلاف زي بلده يعني بلاحاجة تدعو إلى خلافهم، فإن من صار من العلماء تزيا بزيهم في أي مصر كان أو بلدة كانت غالبا، والله أعلم
Tags
Bahtsul Masail