Beberapa Karomah Syekh Maimun Zubair


Hari Selasa pagi tanggal 06 Agustus 2019, cuaca di Makkah mendadak berubah sejuk. Padahal di Makkah beberapa hari terakhir cuacanya sangat panas, malam berkisar 36 derajat celcius lebih dan siang hari bahkan mencapai 50 derajat celcius. Tiba-tiba terjadi hujan, jalanan bergenangan air. Matahari tertutup awan. Makkah berkabung bahkan menangisi kepergian Maha Kiyai Syaikhina Maimun Zubair untuk menghadap Rabbul ‘izzati.

Pada 21 juli 2023 kemarin Makam Mbah Maimun Zubair juga dibongkar oleh petugas makam dan akan dipindahkan, karena pemerintah Arab Saudi mempunyai kebijakan, jasad-jasad yang telah wafat dan dikuburkan di makam Ma’la yang sudah 3 sampai 4 tahun akan dibongkar dan dipindahkan, Pemerintah Arab Saudi melakukan ini, karena lahan pemakaman di Makkah sangatlah terbatas. Tetapi ketika melihat jasad Mbah Maimun masih utuh, akhirnya sehari kemudian makam mbah maimun tersebut kembali ditutup dan tidak jadi dipindahkan.

Sebelum wafat, Syaikhina Maimun Zubair juga banyak memiliki karomah-karomah dengan kesaksian orang-orang yang bersama beliau. Di antaranya adalah :

1. Menghentikan Hujan Lebat. Salah satu karomah Mbah Maimun Zubair yang terungkap ke publik adalah menghentikan hujan lebat. Mulanya, Mbah Maimun tengah mengisi acara Maulid Nabi di Kudus. Di tengah-tengah acara, hujan pun turun dan seketika membuat sebagian orang panik. Pada saat yang sama, panitia pun kebingungan karena Mbah Maimun terkena percikan air hujan dan tak mau pindah ke dalam rumah. Panitia pun berusaha memayungi Mbak Maimun. Di sela-sela acara, Mbah Moen berdoa pada Allah Swt. dan diikuti para jemaah. Tak lama, hujan deras pun turun dan membuat takjub para jemaah.

2. Melipat Waktu. Karomah Mbah Maimun Zubair yang satu ini diceritakan langsung oleh KH Fadlolan Musyaffa. Melansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com, hal ini bermula saat Kyai Fadlolan dan Mbah Moen berjiarah ke makam Imam Syadzili di Mesir. Kyai Fadlolan yang saat itu tengah berkuliah di sana bingung karena waktu yang dimiliki Mbah Maimun di sana terbatas. Di sisi lain, jarak tempuh menuju makam sangat jauh dan umumnya harus menginap. Namun, karena mendapat permintaan langsung dari Mbah Maimun maka mereka pun berangkat. Menempuh perjalanan 400 km, ternyata rombongan tiba dengan waktu hanya 2,5 jam yang biasanya sampai 9 jam.

3. Mobil Melaju Tanpa Bahan Bakar. Sukar dipercaya, tapi benar adanya. Begitulah karomah Mbah Maimun saat menaiki mobil tanpa bahan bakar. Diceritakan, Mbak Maimun kerap menaiki sebuah mobil yang mudah rusak. Bahkan, mobil tersebut selalu masuk bengkel. Saat diperjalanan dari Pasuruan, ada sebuah kejadian yang sukar dipercaya. Seorang montir bengkel yang memeriksa kondisi mobil itu mengatakan bahwa saluran selang mobil tersebut tidak tersambung. Anehnya, sang montir pun tak percaya karena mobil itu masih bisa berjalan.

4. Bertemu Nabi Khidir AS. Karomah Mbak Maimun Zubair lainnya adalah bertemu Nabi Khidir AS., saat dia masih menjadi santri di Pondok Lirboyo Kediri, Jawa Timur. Ketika itu, Mbah Moen merasakan kehadiran seseorang dan memanggilnya dari arah makam dekat pondok. “Kamu cinta kepada saya, saya juga cinta kepada kamu, dijamin Gusti Allah nantinya,” ucap sosok tersebut yang dipercaya Nabi Khidir. Nabi Khidir pun mendoakan Mbah Moen dan seketika hilang dari pandangan Mbah Maimun.

5. Menyembuhkan Penyakit. Kyai Fadlolan menyaksikan kembali karomah Mbah Maimun Zubair ketika ulama besar tersebut meyembuhkan penyakit dengan wasilah air. Hal ini bermula ketika ada seorang ibu pemilik warung yang meminta air doa (wasilah air) pada Mbah Maimun untuk suaminya yang tengah sakit. Mbah Maimun pun mendoakan air tersebut dan diberikan pada suaminya. Beliau juga mengusapkannya pada orang yang tengah sakit tersebut. Tak lama, suami dari ibu pemilik warung itu berangsur pulih.

6. Menipu, Restoran Mesir Terbakar. Kyai Fadlolan juga menceritakan karomah Mbah Maimun saat mengantarkan beliau dan istrinya ke makam Imam Syadzili. Saat itu, rombongan beristirahat untuk makan di sebuah restoran. Usai makan, Mbah Moen memberikan uang 300 pound Mesir pada Kyai Fadlolan. Namun, kasir mengatakan kalau uang untuk membayar tersebut kurang karena totalnya 750 pound Mesir. Padahal, uang yang dibayarkan Mbah Maimun lebih dari cukup sesuai pesanan. Mengetahui Kyai Fadlolan menambah uang yang kurang tersebut, Mbah Maimun mengatakan “Bukan dari golongan kita, MasyaAllah.”. Tak lama, restoran tersebut mengalami kebakaran setelah rombongan Mbah Maimun pergi.

7. Mengetahui Tanggal Wafatnya. Karomah ini dikisahkan oleh jemaah haji asal Tegalrejo bernama Sodikun. Saat itu, Sodikun diminta kakaknya untuk sowan pada Mbah Moen yang tengah menunaikan ibadah haji. Singkat cerita, Sodikun akhirnya bertemu Mbah Moen dan bertanya sampai kapan Mbah Moen akan tinggal di Makkah. Mbah Moen menjawab bahwa dia akan tinggal sampai tanggal 5. Sodikun merasa heran karena ibadah haji jika dihitung dari kalender hijriyah maupun masehi akan berakhir di sekitar tanggal belasan. Rupanya, pada 5 Dzulhijjah 1440 H atau 6 Agustus 2019, Sodikin baru menyadari bahwa tanggal tersebut adalah waktu di mana Mbah Moen wafat.

islamiro

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah NKRI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak