Konon, Hajjaj bin Yusuf, Sang Penguasa Bani Umayyah yang cerdas, kejam dan diktator, urung membunuh tiga pemuda yang ia perintahkan agar dieksekusi, karena tiga pemuda tersebut adalah pemuda-pemuda yang pandai dan fasih dalam bersastra.
Peristiwa itu berawal saat tentara hajjaj bin yusuf menginterogasi mereka yang hendak dieksekusi mati, namun mereka itu melafadzkan syair-syair yang indah, isinya seolah-olah mereka adalah anak-anak orang terpandang. Sebab itulah, sang tentara enggan mengeksekusi mereka.
Pemuda pertama, berkata bahwa ia adalah anak dari tokoh yang disegani oleh bangsawan-bangsawan dari kalangan asyrof. Pemuda kedua, berkata bahwa ia adalah anak dari tokoh yang mempunyai banyak pengikut fanatik. Pemuda ketiga, berkata bahwa dia adalah anak dari tokoh militer yang pemberani dan disegani.
Kemudian sampailah cerita itu kepada Hajjaj bin Yusuf. Ia pun langsung pergi menghampiri tiga pemuda tersebut. Saat melihat mereka, Hajjaj bin Yusuf tertawa terbahak-bahak, karena dia mengenali pemuda-pemuda itu, pemuda pertama adalah anak tukang bekam, pemuda kedua adalah anak penjual makanan di pasar dan pemuda ketiga adalah anak tukang tenun.
Namun anehnya Hajjaj bin Yusuf membebaskan tiga pemuda tersebut karena mereka itu adalah pemuda-pemuda yang pandai bersastra, sehingga hajjaj bin yusuf berkata: "Ajari anak-anak kalian sastra. Demi Allah seandainya bukan karena kefasihan mereka, maka sudah kupotong leher mereka itu".
Kemudian Hajjaj bin Yusuf berlalu sambil menyenandungkan bait syair :
كُنْ اِﺑْﻦَ ﻣَﻦْ ﺷِﺌْﺖَ ﻭَاﻛْﺘَﺴِﺐْ ﺃَﺩَﺑًﺎ % ﻳُﻐْﻨِـــــــــــــــﻴْﻚَ
ﻣَﺤْﻤُﻮْﺩُﻩُ ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺴَﺐِ
لَيْسَ
الْفَـــــــــــــــــتىَ مَنْ يَقُوْلُ كَانَ أَبيْ % وَلـٰكِنَّ الْفَـــتىَ
مَنْ يَقُوْلُ هٰـا أَنَا ذَا
"Anak siapapun engkau, belajarlah sastra!, tentu engkau tak butuh nasab untuk menjadi terpuji. Generasi (yang hebat) bukanlah yang berkata "bapakku begini begitu”. Akan tetapi yang berkata "inilah aku".
Cerita ini memberi ibroh kepada kita
semua, bahwa tidak ada gunanya membanggakan kemuliaan orang-orang tua kita, apalagi pada zaman sekarang ini. Pelajarilah ilmu sebanyak-banyaknya,
kemudian tempatkan dirimu sebaik-baiknya di tengah-tengah masyarakat dengan budi
pekerti dan prilaku yang baik, niscaya engkau akan menjadi orang mulia dan
terpuji, menjadi generasi-generasi bangsa yang hebat dan berbudi luhur.