Bahaya Memutus Persaudaraan

 


Syekh Ibnu Hajar Al-Haetamiy beliau berkata, Pada zaman dulu ada seorang lelaki yang kaya raya, ketika hendak berangkat haji, ia menitipkan semua hartanya kepada sahabat baiknya yang ia percaya. Na’as memang, setelah dia pulang dari ibadah haji, ternyata sahabat yang dititipi harta itu telah meninggal. Kemudian ia mencari ahli waris sahabatnya itu untuk menanyai keberadaan hartanya, tetapi semua ahli waris sahabatnya itu, menjawab “TIDAK TAHU”.

Dia bingung, harus bertanya kepada siapa lagi??? Lama ia berfikir, akhirnya ia memberanikan diri bertanya kepada kiyai. Kiyai yang ditanyainya itu menyarankan agar ia kembali lagi kemekkah dan mendatangi sumur zamzam saat tengah malam. Ia disuruh kiyai tersebut agar melihat kedalam sumur zamzam seraya memanggil nama sahabat yang ia titipi harta. Kata kiyai itu; “Jika sahabatmu itu orang baik maka ia akan menjawab panggilanmu, selanjutnya baru kamu tanyakan harta yang engkau titipkan”. 

Gak pakai lama dia langsung gercep ke mekkah menuju sumur zamzam dan melakukan apa yang disarankan kiyai tersebut. Namun ternyata sama sekali tidak ada jawaban dari sumur zamzam itu. Akhirnya dengan lemas bin lunglai ia pun pulang dan memberitahukan hal itu kepada sang kiyai. Sang kiyai berkata, “berarti sahabat yang kau titipi harta itu bukanlah orang yang baik”. Mendengar kata kiyai tersebut ia berkata, “lalu apa yang harus saya lakukan kiyai?

Kiyai itu kemudian menyuruhnya melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan sebelumnya, tetapi kali ini tidak di mulut Sumur Zamzam, tetapi di Sumur Barhut di Yaman. Sumur ini, menurut cerita berada tepat di mulut neraka jahannam. Sesampainya disana, di mulut Sumur Barhut dia berteriak memanggil nama sahabatnya itu, Ajaibnya, ia mendengar jawaban dari dalam sumur tersebut dan ia merasa suara yang menjawabnya adalah suara sahabatnya yang ia titipi harta itu. 

Menyadari hal itu, tanpa menunggu lama ia langsung menanyakan harta yang ia titipkan, “Dimana hartaku?”. Suara itu menjawab, “Karena merasa khawatir kalau diambil anakku, maka aku menguburnya di dekat rumah, datangi dan galilah tanah itu, engkau akan menemukan harta yang kau titipkan kepadaku. 

Kemudian ia bertanya lagi, “Apa yang membuat engkau tinggal disini? Padahal setahuku engkau adalah orang yang baik”. Suara itu menjawab kembali, “Aku mempunyai adik perempuan miskin, aku tidak menyukainya dan tidak pernah mengunjunginya, bahkan telah aku putuskan persaudaraanku dengannya, sehingga karena perbuatanku ini, Allah Ta’alaa telah menyiksaku di neraka jahannam ini. 

Dalam Tafsir Al-Qurtubi, Syekh Ibnu Hajar Al-Haetamiy menguatkan kebenaran cerita tersebut dalam kaitannya dengan Hadits Nabi SAW berikut ini :

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ لاَيَدْخُلُ الجَنَّةَ قاَطِعٌ أَىْ قاَطِعُ رَحمٍ ( رَواَهُ الشَّيْخاَنِ ( 

Artinya : “Rasulullah Saw bersabda ; “Tidak akan masuk sorga orang yang memutuskan Shilaturrahmi, artinya orang yang memutuskan persaudaraan”. (HR. Bukhori Muslim).

islamiro

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah NKRI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak