عَنْ أَبِي أَمَامَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ : مِنْ تَمَامِ عِيَادَةِ الْمَرِيْضِ أَنْ يَضَعَ أَحَدُكُمْ يَدَهُ عَلَى جَبْهَتِهِ أَوْ يَدَهُ فَيَسْأَلَهُ كَيْفَ هُوَ؟ وَ تَمَاُم تَحِيَاتُكُمْ بَيْنَكُمْ الْمُصَافَحَةُ. (شعب الإيمان, ص: ٥۳٩, ج: ٦, رقم: ٩۲۰٤, المؤلف : أبو بكر أحمد بن الحسين البيهقي)
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Sebagian dari kesempurnaan ‘Iyaadatul Marid (membesuk orang sakit) adalah meletakkan tangan di kening orang yang sakit atau memegang tangannya, kemudian menanyakan keadaannya. Dan mushofahah (berjabat tangan) akan menyempurnakan penghormatan kamu.
Kesunahan berjabat tangan dengan orang sakit ini apabila sakitnya tidak menular, jika sakitnya menular maka hukumnya makruh. Rasulullah SAW pernah mengirim surat kepada salah seorang utusan Tsaqif yang terkena penyakit judzam (lepra), “Kami telah membaiatmu, maka kembalilah” (HR. Muslim). Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " فِرَّ مِنَ الْمَجْذُومِ فِرَارَكَ مِنَ الْأَسَدِ.( رواه البخاري, سنن البيهقي الكبرى, ص: ۱۳٥, ج: ۷, رقم: ۱۳٥٥۰, المؤلف : أحمد بن الحسين بن علي بن موسى أبو بكر البيهقي)
“Larilah dari orang yang terkena lepra sebagaimana engkau lari dari srigala”. (HR. Bukhori).
Tags
Belajar Islam