Pengertian Tasawuf Menurut Para Pakar


Dari segi Linguistik dapat dipahami bahwa tasawuf merupakan sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana. Secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk menyucikan jiwa sesuci mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga kehadiran Tuhan senantiasa dapat dirasakan secara sadar dalam kehidupan.

Ibn al-Khaldun mengatakan bahwa Tasawuf para sahabat bukanlah pola ketasawufan yang menghendaki kasyf al-hijab (penyingkiran tabir antara Tuhan dengan makhluknya) atau hal-hal sejenisnya yang dicari oleh para sufi di masa belakangan.

Ahmad Sirhindi mengatakan Tujuan Tasawuf bukanlah untuk mendapatkan pengetahuan intuitif (pengetahuan yang di dapat tanpa melalu proses pemikiran), akan tetapi untuk menjadi hamba Allah SWT. Menurut Ahmad Sirhindi tidak ada tingkatan yang lebih tinggi dibanding tingkat kehambaan dan tidak ada kebenaran yang lebih tinggi di luar syariat.

Berikut ini adalah pengertian istilah Tasawuf menurut pendapat beberapa Ulama adalah sebagai berikut:
  • Menurut Basyir Al-Haris, seorang ahli Sufi, mengatakan ,”Ash-shufi man shofa qolbuhu.” Artinya orang sufi adalah orang yang telah bersih hatinya semata-mata hanya untuk Alloh.
  • Menurut Abu Muhammad Al-Jurairi mengatakan,”Tasawuf adalah masuk kedalam akhlaq mulia yang dicontohkan oleh Nabi SAW, dan keluar dari akhlaq yang rendah.
  • Menurut Dr. H. Jalaludin dalam bukunya Seribu Satu Wasiat Terakhir mengatakan,”Dawamul ubudiyyati dzahiron wa batinan ma’a dawami hudluril qolbi ma’al-Illahi,” Artinya Terus menerus menghambakan diri lahir dan batin kepada Alloh serta terus menerus hadir hati beserta Alloh.
  • Menurut Syaikhul Islam Zakaria Al-Anshory, Tasawuf adalah ilmu yang menerangkan hal-hal tentang cara mensucikan jiwa, memperbaiki aklak dan pembinaan kesejahteraan lahir batin untuk mencapai kebahagiaan abadi.
  • Menurut Buya Hamka, Tasawuf adalah membersihkan jiwa dari pengaruh benda atau alam, dengan tujuan untuk mempermudah menuju kepada Alloh.
Namun ada juga beberapa ulama yang tidak sependapat dengan adanya Ilmu Tasawuf. Mereka mengatakan bahwa istilah Tasawuf itu tidak ada dalam Alquran dan Alhadist. Sehingga mereka mengatakan bahwa Ilmu Tasawuf itu bid’ah. Mereka berpendapat demikian, karena mereka tidak mau mendalami ilmu Tasawuf ini, mereka hanya mengetahui kulitnya saja, lalu mengomentari miring Ilmu Tasawuf yang sebenarnya ada sejak timbulnya agama Islam itu sendiri, sebab ilmu Tasawuf ini tidak lebih hanyalah sebuah pengejawantahan dari IHSAN.

Bagi orang yang tidak mengikuti perkembangan ilmu dan bagi orang yang tidak mau membuka diri dalam mempelajari agama Islam, akan dengan mudah membenarkan pendapat itu. Tetapi bagi orang yang telah memahami perkembangan ilmu dan membuka diri dalam mempelajari agama Islam secara mendalam maka tidaklah demikian. Bukankah Ilmu Hadist, Ilmu Fiqih, Ilmu Nahwu, Ilmu Shorof, Ilmu Balaghoh, Ilmu Bayan, dan lain lain, semuanya itu tidak ada dalam Alquran dan Alhadist tetapi seluruh umat islam di dunia ini, menerima semua ilmu itu sebagai cabang dari Ilmu Agama Islam.

islamiro

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah NKRI

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak