Obrolan Tentang Langgam Jawa dan AlQuran

Sebenarnya permasalahan membaca al-Qur’an dengan Langgam Jawa sudah final dan sudah kelar sejak lama, tapi entah si-Otong ini kok gotong-gotong masalah itu lagi dalam diskusi pinggiran tentang Islam Nusantara

Otong  : Mas, ternyata qiro’ah dengan langgam jawa di istana waktu peringatan maulid Nabi SAW yang dulu itu memang sudah di rencanakan, bisa dibilang itu dari JIL untuk JIN demi satu tujuan “anti Arab”. Dari “Jaringan Islam Liberal” untuk “Jama’ah Islam Nusantara” demi menjauhkan kita dari tradisi arab (jelas Otong),

Osman : Emang, masalahnya apa kalau membaca al-Qur’an pakai langgam jawa?. Yang penting-kan...hak-haknya huruf terpenuhi (lanjut Osman). Unsur ihanah/ngenyek dalam langgam jawa ala qiro’ah Yaser Arafat waktu itu juga tidak ada, (tambah Osman). Enak didengar dan sesuai aturan tajwid, coba di dengarkan dengan seksama! Sebenarnya ada apa dengan langgam jawa? (tanya Osman seraya mengakhiri pembicaraannya)

Otong  : Bukan begitu mas, al-Qur’an itu kan bahasa Arab, jadi semua harus pakai aturan Arab, termasuk langgamnya juga pakai langgam arab. Seperti Bayati, Jiharkah, Nahawan dan lain-lain itu.

Osman : Ooo... Jadi selama ini sampean kalau membaca al-Qur’an pakai langgam arab seperti yang sampean sebutkan tadi?

Otong  : Enggak sih... wong batuk saja fals saya ini.

Osman : Terus...???

Otong  : Emmm......

Osman : Kalau membaca al-Qur’an harus memakai langgam arab, coba bayangkan..., ada berapa banyak umat Islam di dunia ini yang karakter suaranya seperti sampean, yang kalau membaca al-Qur’an nggak jelas langgamnya itu?

Mbah Jon : Sudah...sudah... (Mbah jon yang sejak tadi hanya menjadi pendengar setia, tiba-tiba ikut ngomong) Seharusnya kalau mau ngomong itu dipikir dulu..., pakai ilmu..., jangan asal njeplak. Kasihan orang awam yang selalu dijejeli fitnah demi fitnah, hanya demi EGO. Kebenaran itu tidak hanya ada pada Otong saja, (lanjut Mbah jon) kebenaran bisa datang dari siapa saja termasuk Osman. Begitupun kesalahan, tidak hanya milik Otong semata, Osman-pun juga punya peluang untuk salah juga. Maksudku (jelas Mbah jon) ayo introspeksi diri, muhasabatun nafsi, lan OJO PETAKILAN.

Otong  : ???!!!???!!!..............

Osman : !!!???!!!???..............

islamiro

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah NKRI

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak