Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah SWT berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’. ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’. Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dengan rambut kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim)
Hadits ini diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Shokhr atau Abu Hurairah. Beliau adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi SAW. Syekh Mahmud Thahhan dalam buku 'Taisīr Mushthalah al-Hadīts' (2004: 244) menyebutkan bahwa beliau meriwayatkan sebanyak 5.374 hadits. Dan orang yang meriwayatkan dari beliau lebih dari 300 perawi hadits.
Dalam hadits tersebut Kanjeng Nabi Muhammad SAW menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dengan rambut kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit…. Artinya meskipun seseorang telah lama beribadah kepada Allah hingga menua, jika makanan, minuman dan pakaiannya haram maka Allah tidak menerima amal ibadah dan do’a-do’anya, na’uzhu billaahi min zhalik. Meskipun demikian Allah berhak juga menerima do’a siapapun, karena fadlol dan Rahmat-Nya.
Ternyata sesuatu yang halal itu sangat berpengaruh pada diterima atau tidaknya amal dan do’a seseorang. Sebab Allah itu 'Ath-Thayyib' (Maha baik) dan hanya menerima yang baik yang halal. “inna allooha thoyyibun laa yaqbalu illaa thoyyiban”. Oleh karena itu jagalah makanan, minuman dan pakaian kita dari sesuatu yang haram, karena hal itu akan merugikan kita sendiri. Waallohu a’lam bis showab.