Desiran-desiran wajar penuhi hatiku
agar mengeja kata yang pernah menundukkanku
Ini perasaan apalagi…
Keinginan wajar… menyulapku menjadi tak wajar
Harus ku eja goresan itu
Sekelilingnya beraroma bunga-bunga mawar
yang wangi dengan duri-duri tajam
Wanginya memabukkan
Duri-durinya menggelitik, meusuk, mancabik ketenangan
Ini perasaan apalagi…
Mendesak kesela-sela mata rasa, seperti air mengalir
Mendinginkan luka lama, hingga tertutup sempurna
Wajar sekali goresan itu, apalagi perasaan ini
Hanya… mengapa membuat kelakuanku menjadi aneh
Goresan itu… ejaan yang pernah mengurung angkuhku
Harus ku eja lagi dengan keberanian penuh
Meski terpatah-patah…
Meski menguras peluh…
Meski menjanjikan luka
Goresanmu harus bisa ku eja dan ku baca dengan lantang
“Aku Mencintaimu dengan wajar dan apa adanya”.
Tags
Puisi