Pengaruh Akut Ghibah


Kecenderungan seseorang yang sedang marah atau kecewa dengan orang lain adalah bercerita dan mengungkap keburukan orang tersebut. Inilah perilaku yang biasa dilakukan oleh seseorang dengan sadar atau tanpa sadar, padahal itu termasuk maksiat. Namun seperti hal yang lumrah dan ringan.

Bahkan terkadang bisa berkembang kepemberitaan kabar yang tidak benar, membuat perkataan yang tidak jujur dan melakukan kebohongan-kebohongan yang disengaja juga ditambah dengan ujaran-ujaran kebencian, guna menutupi kekurangannya sendiri.

Pendengar yang sepemikiran atau sehaluan akan langsung mengamini (nguntal malang) tanpa klarifikasi kebenaran sejatinya terlebih dahulu. Padahal kanjeng Nabi SAW dawuh "Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika dia menceritakan (menyebarkan) setiap apa yang dia dengar." (HR. Muslim. Syarhun Nawawi 1/67).

Di era digital sekarang ini, laju informasi tak lagi bisa dibendung dan disaring, membanjiri setiap Hp pengguna medsos, tidak jelas kebohongan atau kebenarannya. Untuk itu setiap pengguna medsos harus mempunyai control diri ben iso ati-ati. Agar tidak terjerumus kejeruji besi karena provokasi, hoax dan ujaran kebencian yang ia sebarkan.

الْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا. قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ

Artinya,: "Ghibah itu lebih berat dari zina." Seorang sahabat bertanya, 'Bagaimana bisa?' Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,'" (HR At-Thabrani).

Dalam hadits tersebut jelas dikatakan ngerasani iku luwih nemen disbanding zino. Apalagi ngerasani yang dihiasi dengan kebohongan, ujaran-ujaran kebencian dan sudah tersebar dari mulut (Hp) satu ke mulut (Hp) lainnya yang jejaknya sudah tak terukur lagi. Mengapa demikian?

Mungkin dimaafkan kalau ia meminta maaf kepada yang ia ghibah (rasani). Namun apakah kita bisa menjamin bahwa semua yang telah tersebar itu akan terhapus dan hilang begitu saja? Shodaqollahul adzim wa shodaqo rasuluhul karim. Mudah-mudahan kita semua diselamatkan dari ngerasani, karena pengaruhnya sangat akut dan seperti tak berkesudahan. Amin.

islamiro

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah NKRI

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak