Tuntunan Ibadah Umroh


Jika hendak menjalankan Ibadah Umroh maka di mulai dengan mandi terlebih dahulu sebagaimana mandi jinabat, (meskipun sedang dalam keadaan haid dan nifas), lalu pakai wangi-wangian, baru memakai pakaian ihrom.

Setelah sampai di miqot, niat ihrom umroh dan jika memungkinkan maka disunnahkan sholat sunnah dua rokaat, kemudian membaca talbiyah sampai memulai thowaf, dan hendaknya memperbanyak meminta keridloan Allah, meminta surga dan meminta terhindar dari api neraka.

Bagi laki-laki dianjurkan mengeras-kan suaranya ketika membaca talbiyah, sedangkan bagi perempuan cukup dengan mengeluarkan suara yang sekiranya bisa didengar oleh orang yang ada disampingnya.

Lafadz Niat Umroh

لَبَّيْكَ اللّهُمَّ عُمْرَةً
           
“Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumroh”

Atau bagi yang pertama kali melakukan Umroh, lafadz niat-nya Seperti berikut ini,

نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا فَرْضًا للهِ تَعَالىَ

“Aku Niat Umroh dan Ihrom untuknya fardlu karena Allah Ta’alaa”.

Lafadz Talbiyah

لَبَّيْكَ اللّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَشَرِيْكَ لَكَ.

“Aku sambut panggilan-Mu ya Allah Aku sambut panggilan-Mu, Aku sambut panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, Aku sambut panggilan-Mu,  Sesungguhnya pujian dan nikmat itu hanyalah milik-Mu demikikan juga kekuasaan, tidak ada sekutu bagi-Mu”

Setelah sampai di Makkah dan masuk ke Masjidil Harom hendaknya mendahulukan kaki kanan seraya berkata :

بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ. اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى ذُنُوْبىِ وَافْتَحْ لىِ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَبِسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
           
“Dengan menyebut asma Allah, sholawat dan salam mudah-mudahan terlimpahkan atas Rasulullah. Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, bukalah pintu-pintu rohmat-Mu untukku. Aku berlindung kepada Allah yang agung, kepada dzatnya yang mulya dan kepada kekuasaan-nya yang qodim dari godaan syetan yang terkutuk”

Kemudian ketika melihat ka’bah yang agung hendaknya berdo’a seperti berikut ini ;

اَللَّهُمَّ أَنـْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبـَّنَا بِالسَّلاَمِ، وَأَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ

“Ya Allah, Engkaulah Maha Penyelamat, dari engkaulah segala keselamatan, dan hanya kepada-MU keselamatan itu kembali. Maka hidupkanlah kami ya Robb dengan penuh keselamatan dan masukanlah kami ke dalam surga negeri keselamatan”.

Setelah berada di Masjidil Harom, melakukan thowaf, di mulai dari Hajar Aswad. Apabila memungkinkan di anjurkan mengusap dan mencium Hajar Aswad, akan tetapi jika tidak mungkin, maka cukup berisyarat dengan tangan saja kepadanya sambil mengucapkan,

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ، أَللّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَتَصْدِيْقاً بِكِتَابِكَ وَوَفاَءً بِعَهْدِكَ وَاتِّباَعاً لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ.

“Dengan menyebut asma Allah, dan Allah maha besar. Ya Allah Aku beriman kepada-Mu, membenarkan kitabmu, memenuhi janjimu dan mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad Shollallahu alaihi wa sallam”

Mengambil tempat dibagian kanan Ka’bah sehingga posisi Ka’bah berada di sebelah kirinya dan berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri pada Hajar Aswad.

Bagi laki-laki disunnatkan berlari-lari kecil pada putaran ketiga pertama dengan cara mempercepat jalan dan memperpendek langkah serta melakukan idhthiba’ selama thawaf, yaitu membiarkan pundak kanan terbuka sedangkan pundak kiri tertutup oleh kain ihram (diselendangkan).

Setiap kali berada di posisi sejajar dengan Hajar Aswad membaca takbir (Allahu Akbar), dan di saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad berdoa sebagai berikut,

رَبَّناَ أَتِنَا فىِ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفىِ اْلأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ. أَللّهُمَّ إِنىِّ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فىِ الدُّنْياَ وَاْلأخِرَةِ.

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka. Ya Tuhanku sesungguhnya aku memohon ampunan dan kesela-matan di dunia dan akhirat“

Setelah selesai melakukan thawaf hendaknya mendekati Maqom Ibrohim, setelah dekat membaca وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيْمَ مُصَلَّى. Lantas mengerjakan shalat dua raka’at di situ, pada rokaat yang pertama setelah fatihah, membaca surat al-Kafirun dan pada rokaat yang kedua setelah fatihah, membaca surat al-Ihlas, jika hal itu memungkinkan, namun jika tidak memungkinkan, maka cukup sholat dimana saja di dalam Masjidil Haram.

Setelah itu kembali ke Rukun Yamani untuk mengusapnya, jika memungkinkan. Lalu keluar untuk melakukan Sa’i, yaitu pergi menuju Shafa, dan jika telah mendekatinya, hendaknya membaca:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ.

Kemudian naik ke atasnya dengan menghadap ke Ka’bah sambil membaca tahmid dan takbir tiga kali sebagaimana berikut ini,

لآاِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. لآاِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ.

Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, hanya bagi-Nya segala kerajaan dan hanya bagi-Nya segala puji, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah Yang Maha Esa, yang menepati janji-Nya dan memenangkan hamba-Nya serta hanya sendirian menghancurkan musuh-musuh orang Islam. 

Setelah itu turun menuju Marwa dengan berjalan kaki biasa hingga sampai pada tanda hijau (tiang hijau), dari tanda hijau itu berjalan cepat (lari-lari kecil) jika hal itu memungkinkan dan tidak mengganggu orang lain, hingga sampai pada tanda hijau berikutnya, lalu berjalan seperti biasa hingga sampai di Marwa.

Apabila telah sampai di Marwa, naik ke atasnya dan menghadap ke Qiblat sambil mengangkat kedua tangan dan membaca bacaan seperti yang dibaca di Shafa. Maka dengan demikian selesailah satu putaran.

Kemudian dari Marwa kembali berjalan menuju Shafa, ini adalah putaran yang kedua. Bacaan yang dibaca sama dan yang dikerjakan pun sama dengan yang dikerjakan pada putaran pertama tadi. Apabila telah sempurna melakukan tujuh putaran, (dari Shafa ke Marwa dihitung satu putaran dan dari Marwa ke Shafa satu putaran) yang berakhir di Marwa. Lalu mencukur rambut kepala dengan bersih (gundul) atau hanya memendekkannya.

Dengan demikian selesailah perjalanan atau amalan ibadah umrah. Selanjutnya diperbolehkan melakukan apa saja yang dihalalkan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala yang tadinya menjadi larangan saat ihram. Waalloohu a’lam bis showab

islamiro

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah NKRI

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak