Belajar Dari Kematian


Konon, ada seorang raja yang sedang menempuh perjalanan melalui laut. Ketika penumpang-penumpang lain memasuki perahu satu demi satu, tiba-tiba ada angin topan menderu. Anak kapal maupun penumpang semuanya berlutut, memohon agar Tuhan menyelamatkan perahunya.

Mereka terdengar berteriak-teriak ketakutan, menyerah kepada nasib, meratap mengharapkan keselamatan. Selama itu sang raja duduk tenang, sambil sesekali mencoba menenangkan penumpang lain.

Akhirnya suasana kacau itu pun berhenti, laut dan langit tenang, dan para penumpang menjadi sadar kini betapa tenang raja itu selama peristiwa ribut-ribut itu berlangsung.

Salah seorang bertanya kepadanya, "Apakah Tuan tidak menyadari bahwa pada waktu angin topan itu tak ada yang lebih kokoh daripada selembar papan, yang bisa memisahkan kita dari maut?"

"Iya," jawab raja itu. "Saya tahu, di laut biasa terjadi itu. Tetapi saya juga menyadari bahwa di daratpun jika kita renungkan", lanjut raja, "dalam setiap kejadian di hari-hari biasa- pun hidup dan mati seperti tak ada pembatas".

Hikmah ;

Cerita ini sengaja di buat untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kematian tidak pernah jauh dari kita, tidak di darat- tidak di laut- tidak pula di udara, maut (kematian) bisa datang sekonyong-konyong 'izhaa jaa'a ajaluhum laa yasta'khiruna saa'atan wa laa yastaqdimuun'.

Dengan demikian, kematian bukanlah masalah atau persoalan yang bisa di hindari atau dicarikan solusi, sebab kematian adalah sebuah KEPASTIAN. Masalah atau persoalan sejatinya adalah "Sudah seberapa banyak bekal yang kita kumpulkan untuk kehidupan berikutnya?".

Gambaran seorang raja dalam cerita tersebut juga sengaja di buat, agar menjadi ibroh bahwa pangkat, ilmu ataupun harta tidak akan mampu menghalangi bidikan maut yang mengarah kepada siapapun yang bernyawa. Ketenangan sang raja adalah gambaran kedewasaan dan pemahaman sang raja akan kematian. Seolah raja menyeru keras;

"Lihatlah...! meskipun berilmu, berharta, berpangkat, kematian bisa membidikmu kapan saja. Gunakan ilmu untuk menyirami kegersangan jiwa orang lain, bukan membuat mereka gelisa ketakutan karena ancaman teror, bukan membuat mereka pusing dengan perbedaan-perbedaan yang tiada berpangkal. Gunakan harta dan pangkat untuk mensejahterakan mereka, melindungi mereka, membantu mereka. Sadarlah...! Kematian bisa datang kapan saja".

islamiro

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah NKRI

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak