قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِى، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، متفق عليه
Rasulullah SAW bersabda ; Sebaik-baik manusia adalah yang semasa denganku, lalu masa yang menyandingi mereka, kemudian masa yang menyandingi mereka. (Muttafaq Alaih).
Artinya, orang terbaik adalah orang-orang yang semasa dengan Nabi kita Muhammad SAW yaitu masa shohabah, lalu masa setelahnya, yaitu masa tabi’iin, kemudian masa setelah tabiin, yaitu, tabiit-tabiin. Tiga masa ini dikenal dengan masa as-Salafus Shalih.
Kemudian apa benar kalau Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim al-Jauzi dan Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi adalah termasuk generasi Salafus Shalih, sebagaimana pemahaman sebagian umat islam yang gagal faham itu?
Baiklah kita runut dari awal… Generasi pertamayaitu generasi sahabat, mereka semua adil, akan tetapi di antara mereka ada tingkatan-tingkatan keutamaannya, yaitu, 1). Abu Bakar as-Shiddiq ra. 2). Umar bin Khottob al-Faruq ra. 3). Utsman bin Affan Dzun-Nurain ra. 4). Ali bin Abi Tholib karromallohu wajhah. 5). Ahlu Baitin Nabi SAW. 6). 10 al-Mubassyarina bil Jannah. 7). Ahli Badar. 8). Ahli Bai’atil Aqobah. 9). Semua sahabat Nabi SAW rodliya allohu anhum.
Generasi kedua yaitu Tabiin, generasi setelah sahabat. Mereka banyak sekali, tetapi yang masyhur dan alim adalah seperti, 1). Ali Zainal Abidin (cucu Nabi SAW), 2). Uwais al-Qorni, 3). Umar bin Abdul Aziz, 4). Abu Muslim al-Khaulani, 5). Imam Abu Hanifah, 80 H/699 M.
Generasi ketiga yaitu Tabiit-Tabiin, generasi setelah tabiin. Mereka semua juga banyak sekali, tetapi yang masyhur dan alim di antara mereka adalah seperti, 1). Imam Malik, 93 H/711 M, 2). Imam Syafii, 149 H/767 M, 3). Imam Hanbali, 163 H/780 M, 4). Imam Bukhori, 810 M, 5). Imam Muslim, 821 M, 6). Imam Turmudzi, 824 M, 7). Imam Abu Daud, 817 M, 8). Imam Ibnu Majah, 824 M.
Sebagian kecil umat Islam ada yang menganggap bahwa Syech Ibnu Taimiyah, Syech Ibnul Qoyyim al-Jauzi dan SyechMuhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi adalah termasuk generasi Salafus Shalih. Anggapan ini adalah anggapan yang kurang tepat (baca; SALAH). Kenapa?... Karena ;
- Syech Ibnu Taimiyah lahir tahun 661 H/1263 M - wafat: 728 H /1328 M.
- Syech Ibnul Qoyyim al-Jauzi lahir tahun 691 H/1292 M - wafat 751 H/1349 M
- Syech Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi lahir tahun 1115 H/1701 M - wafat 1206 H/1793 M)
Keterangan di atas menunjukkan bahwa para imam madzhab adalah termasuk generasi-generasi yang disebut oleh Rasulullah SAW sebagai khoirul Qurn(generasi-generasi terbaiknya umat Islam) dan merekalah as-Salafus Shalihyang asli, original bukan KW, ada satu yang termasuk tabiin (generasi setelah sahabat) yaitu Imam Hanafi, dan yang tiga termasuk tabiit-tabiin (generasi setelah tabiin) yaitu, imam Malik imam Syafii dan imam Hanbali.
Sedangkan tiga orang di atas (Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim dan Muhammad bin Abdul Wahhab) bukanlah tergolong as-Salafus Shalih juga bukan termasuk orang-orang yang masuk dalam generasi khoirul Qurn sebagaimana yang telah didawuhkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits di atas.
Para imam madzhab lebih duluan lahir dari Syech Ibnu Taimiyah 500an tahun, dari Syech Ibnul Qoyyim al-Jauzi 550an tahun, dan 1000an tahun dari Syech Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi. Apalagi seperti Syech Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syech Muhammad Nashiruddin al-Albani dan Syech Ibnu Utsaimin, mereka adalah orang-orang abad 20an, yaitu abad sekarang ini.
Dan perlu dipahami lagi bahwa para seniornya ulama-ulama tasawuf adalah para tabiin dan tabiit-tabiin. Ulama-ulama Tasawuf dari generasi Tabiin di antaranya seperti, Hasan Basri, Ibrohim bin Adham, Fudloil bin Iyadl, Ma’ruf al-Karkhi, Robiah al-Adawiyah, dan Malik bin Dinar. Sedangkan yang dari Tabiit-Tabiin, seperti, Abu Yazid al-Busthomi, Sari as-Saqthi, Junaidi al-Baghdadi, Zhun-Nun al-Mishri, Basyar al-Hafi, Sahal at-Tastari dan Abu Sulaiman ad-Daroni.
Demikian, mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi titik terang dari persoalan agama kita, tentang siapa yang pas atau tepat kita ikuti setelah al-Quran dan al-Hadits, apakah as-Salafus Shalih original atau as-Salafus Sholih marjuh (dipaksakan/KW). Ingat!... jangan salah pilih, karena mengikuti AS-SALAFUS SHOLIH yang ori berarti mengikuti seruan nabi Muhammad SAW, mengikuti seruan beliau berarti mengikuti beliau dan mengikuti beliau berarti mengikuti al-Quran. Waallohu a’lam bis Showab.
Tags
Hujjah ASWAJA